Jumat, 27 Maret 2015

Akhir Hidup


Hasil gambar untuk gambar beo
Seorang ulama memlihara seekor burung Beo. Seperti kebanyakan orang, ulama ini pun mengajari Beo untuk berbicara. Kata yang diajarkan pada Beo adalah kata-kata tasbih, tahmid, tahlil, dan kata-kata dzikir lainnya. Kemudian, Beo pun mampu mengucapkan kata-kata yang di ajarkan sang ulama.

Ulama semakin menyukainya. Setiap hari diberi makan dan dimandikan. Hingga pada satu hari, ulama tersebut lupa menutup pintu kandang burung  setelah memberinya makan. Beo pun terbang keluar dari kandang. Naas bagi beo, seekor kucing menerkam dan memakan Beo. Sang ulama bersedih dan menangis.

Melihat ulama sedih, murid-murid berunding untuk mengirim utusan bertemu dengan ulama untuk menghibur ulama.

Utusan berangkat menemui sang ulama.

“Ya, syeikh … . Kami melihat kesedihan yang begitu mendalam atas kematian Beo. Jika engkau menghendaki, kami akan mencari ganti dengan beo-beo lain yang lebih fasih dari itu.” Ucap santri yang menjadi utusan.

Mendengar ucapan muridnya, ulama  meneteskan air mata.

“Ketahuilah nak, aku tidak bersedih atas kematian beo. Yang kusedihkan adalah akhir kehidupannya. Bertahun aku mengajarkan ia mengucapkan tahmid, tahlil, takbir. Tapi, diakhir hidupnya yang keluar dari mulut Beo bukan kata-kata itu, tapi yang keluar adalah kata ‘keok’.” Kata ulama


 =====


Tidak ada komentar:

Posting Komentar