Oleh: Rahmat Abdullah
Sekumpulan tikus berkongres. Tema sentral; bahaya kucing
yang mengancam keles-tarian bangsa tikus. Banyak usulan cemerlang, tetapi
semuanya termentahkan. Dari usulan mengkarantina anak-anak, sampai perondaan
yang kontinyu. Akhirnya, seekor tikus junior mengajukan usulan
"jenius" yang mencengangkan, "Leher setiap kucing diberi lonceng
yang nyaring bunyinya agar anak-anak kita bisa segera masuk ke dalam lubang
perlindungan." Usulan ini disambut dengan antusias sebagai usulan yang
jenius.
Ketika semua merasa puas, seekor tikus senior berujar, "Arrayu shahih, wa-lakin man yualliqul jaras?" (Usulannya benar, tetapi siapa gerangan yang akan mengggantungkan lonceng itu?) Semua tertegun kembali denganputus asa. Fabel amsal ini memang rekaan, tetapi mencerminkan banyak hal; kearifan dan pada saat yang bersamaan keputusasaan. juga kecerdasan berbayang-bayang egosentris.Dalam implementasi, terkadang kelompok pesimistik mematahkan optimisme rekannya dengan amsal ini.
Ketika semua merasa puas, seekor tikus senior berujar, "Arrayu shahih, wa-lakin man yualliqul jaras?" (Usulannya benar, tetapi siapa gerangan yang akan mengggantungkan lonceng itu?) Semua tertegun kembali denganputus asa. Fabel amsal ini memang rekaan, tetapi mencerminkan banyak hal; kearifan dan pada saat yang bersamaan keputusasaan. juga kecerdasan berbayang-bayang egosentris.Dalam implementasi, terkadang kelompok pesimistik mematahkan optimisme rekannya dengan amsal ini.
=====
Sumber:
http://kpkcorner.blogspot.co.id/2012/01/siapa-yang-memasang-loncengnya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar