Ibnul Jauzi rahimahullah di dalam bukunya “Talbis Iblis”
(perangkap iblis), pernah menukilkan dari Imam Hasan Al Bashri rahimahullah,
sebuah kisah yang menarik untuk direnungi. Berikut kisahnya:
“Dahulu kala, ada sebuah pohon yang sering disembah dan
dikeramatkan. Melihat hal itu, muncullah keinginan pada diri seorang pemuda
untuk menebangnya. Maka dia pun bergegas menuju pohon itu dalam keadaan marah
karena Allah. Di tengah jalan, dia dihadang oleh iblis yang telah merubah
wujudnya dalam bentuk manusia.
Iblis bertanya: ke manakah engkau hendak pergi? Si pemuda
menjawab: aku hendak menebang pohon yang selama ini selalu disembah dan
dikeramatkan dari selain Allah. Iblis berkata: maukah engkau menerima tawaran
yang lebih baik untukmu? Janganlah engkau menebang pohon itu, sebagai gantinya
engkau akan mendapatkan dua dinar, pada setiap pagi di balik bantalmu. Si
pemuda balik bertanya: dari manakah aku bisa mendapatkan bayaran itu? Iblis
menjawab: itu bukan urusanmu.
Maka si pemuda pun mengurungkan niatnya dan kembali pulang
ke rumahnya. Keesokannya, di pagi hari, dia memeriksa di balik bantalnya dan
dia mendapatkan dua dinar yang dijanjikan kepadanya. Dia merasa senang dan tak
lagi melanjutkan niatnya sebelum bertemu dengan sang iblis.
Sampailah pada suatu pagi, dia tidak lagi mendapatkan dua
dinar di balik bantalnya. Maka dia pun marah dan bergegas pergi untuk menebang
pohon keramat itu kembali. Seperti sebelumnya, di tengah jalan, dia di hadang
oleh sang iblis yang telah merubah wujudnya dalam bentuk manusia.
Iblis bertanya: ke manakah engkau hendak pergi? Si pemuda
menjawab: aku hendak menebang pohon yang selama ini selalu disembah dan
dikeramatkan dari selain Allah. Iblis pun berkata: engkau dusta, engkau tidak
akan bisa menebangnya. Namun si pemuda tidak mempedulikan ucapan sang iblis.
Maka iblis pun membantingnya ke tanah, lalu mencekiknya, sampai hampir saja
iblis membunuhnya.
Dalam kondisi yang demikian, iblis bertanya kepada pemuda
itu: tahukah engkau siapa aku? Aku adalah iblis. Saat pertama aku melihatmu
pergi hendak menebang pohon itu, engkau memang melakukannya dalam keadaan marah
karena Allah, sehingga aku tidak akan mampu menguasaimu. Namun sekarang sesudah
aku menipumu dengan dua dinar, engkau pergi hendak menebang pohon itu kembali
karena dua dinar bukan karena Allah, maka aku pun mampu menguasaimu.”
Alangkah hebatnya keikhlasan sampai Iblis pun tak akan mampu
berbuat sekehendaknya. Allah berfirman:
قال رب بما أغويتني لأزينن لهم في الأرض ولأغوينهم أجمعين، إلا
عبادك منهم المخلصين.
“Iblis berkata: wahai Robku, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali
hamba-hamba Mu yang diberi keikhlasan diantara mereka.” (Al Hijr: 39-40)
Marilah kita perbaiki keikhlasan kita..
=====
Copas
http://www.kisahislam.net/2015/04/13/keikhlasan-yang-pudar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar