Seorang pemburu junior tampak
kesulitan ingin menangkap monyet berekor panjang dalam keadaan hidup. Walau di
hutan yang begitu banyak kelompok monyet berekor panjang, tetap saja si junior
kehabisan akal. Pasalnya, monyet-monyet itu begitu gesit dan cekatan.
Seorang pemburu senior pun akhirnya
menghampiri pemburu junior untuk memberikan trik khusus. “Sebenarnya, menangkap
monyet jenis itu dalam keadaan hidup sangat mudah,” ucapnya memecah kebingungan
sang junior.
Sang pemburu senior pun mengambil
sebuah toples yang mirip sebuah botol. Bedanya, leher toples itu lebih besar
sedikit dan lebih panjang dari leher botol.
“Untuk apa toples aneh ini?” ucap
sang pemburu junior masih dalam keadaan bingung.
“Kamu tinggal meletakkan sebutir
kacang ke dalam toples, dan memendam toples ini dalam tanah,” ucap sang pemburu
senior sambil memberikan toples berisi kacang itu kepada si junior.
Setelah toples dipendam, mereka pun
mengintip dari kejauhan. Benar saja, tak lama kemudian seekor monyet tampak
mengendap-endap membaui kacang yang ada dalam toples. Setelah tangannya masuk
ke toples, sang monyet menjerit-jerit. Sang monyet sudah masuk perangkap
pemburu.
Mendapati itu, sang junior
benar-benar keheranan dengan cara kerja perangkap monyet itu. ”Lho, kenapa
monyet tidak bisa melepaskan tangannya, padahal sebelumnya ia bisa memasukkan
tangannya ke dalam toples?” tanya sang junior.
”Itulah sifat monyet, saudaraku.
Tangannya tidak bisa ia keluarkan dari toples, karena sang monyet tidak mau
kehilangan sebutir kacang yang ada di genggamannya,” jelas sang pemburu senior.
**
Kalau kita mau bercermin dengan tingkah dan perilaku alam di sekitar kita, begitu banyak pelajaran yang bisa diambil.
Kalau kita mau bercermin dengan tingkah dan perilaku alam di sekitar kita, begitu banyak pelajaran yang bisa diambil.
Boleh jadi, tidak sedikit dari kita
yang kehilangan rasionalitas demi ingin tetap menggenggam sesuatu yang
sebenarnya kecil. Juga, tidak sedikit dari kita yang sulit menemukan luasnya
akal sehat karena terkungkung dalam kerdilnya kebencian dan dendam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar