Jumat, 24 Juli 2015

Arti Warna Pada Dasar Kemasan Pasta Gigi


Apakah kamu pernah menyadari bahwa ada perbedaan warna yang terletak di dasar kemasan pasta gigi (odol)??

Apa makna dari warna-warna tersebut:

Hijau: Alami.

Biru: Alami & Ada zat obat2an.


Merah: Alami & Ada komposisi kimia sintesis(buatan).


Black : Murni bahan kimia


Ayo cek pasta gigi anda sekarang dan lakukan pengamatan dengan teliti. Selalu berhati-hati atas apa yang anda konsumi!



 =====
sumber facebook sendico pada tgl 1september 2014

Kamis, 23 Juli 2015

Tangan Monyet


Seorang pemburu junior tampak kesulitan ingin menangkap monyet berekor panjang dalam keadaan hidup. Walau di hutan yang begitu banyak kelompok monyet berekor panjang, tetap saja si junior kehabisan akal. Pasalnya, monyet-monyet itu begitu gesit dan cekatan.
Seorang pemburu senior pun akhirnya menghampiri pemburu junior untuk memberikan trik khusus. “Sebenarnya, menangkap monyet jenis itu dalam keadaan hidup sangat mudah,” ucapnya memecah kebingungan sang junior.
Sang pemburu senior pun mengambil sebuah toples yang mirip sebuah botol. Bedanya, leher toples itu lebih besar sedikit dan lebih panjang dari leher botol.
“Untuk apa toples aneh ini?” ucap sang pemburu junior masih dalam keadaan bingung.
“Kamu tinggal meletakkan sebutir kacang ke dalam toples, dan memendam toples ini dalam tanah,” ucap sang pemburu senior sambil memberikan toples berisi kacang itu kepada si junior.
Setelah toples dipendam, mereka pun mengintip dari kejauhan. Benar saja, tak lama kemudian seekor monyet tampak mengendap-endap membaui kacang yang ada dalam toples. Setelah tangannya masuk ke toples, sang monyet menjerit-jerit. Sang monyet sudah masuk perangkap pemburu.
Mendapati itu, sang junior benar-benar keheranan dengan cara kerja perangkap monyet itu. ”Lho, kenapa monyet tidak bisa melepaskan tangannya, padahal sebelumnya ia bisa memasukkan tangannya ke dalam toples?” tanya sang junior.
”Itulah sifat monyet, saudaraku. Tangannya tidak bisa ia keluarkan dari toples, karena sang monyet tidak mau kehilangan sebutir kacang yang ada di genggamannya,” jelas sang pemburu senior.
**
Kalau kita mau bercermin dengan tingkah dan perilaku alam di sekitar kita, begitu banyak pelajaran yang bisa diambil.
Boleh jadi, tidak sedikit dari kita yang kehilangan rasionalitas demi ingin tetap menggenggam sesuatu yang sebenarnya kecil. Juga, tidak sedikit dari kita yang sulit menemukan luasnya akal sehat karena terkungkung dalam kerdilnya kebencian dan dendam.

 =====
Sumber: Eramuslim.com

Tiga Macam Kecuali Tiga Macam

Hasil gambar untuk gambar keberanian

Tiga macam yang tidak diketahui kecuali pada tiga macam.

Pertama, orang yang sabar tidak diketahui kecuali ketika marah

Kedua, orang yang berani tidak diketahui kecuali ketika peering

Ketiga, saudara tidak diketahui kecuali ketika tengah berhajat (ada kepentingan)



Lukman Al hakim Rahimahullah


 =====
Sumber gambar: Google

Sumber tulisan: Kolom Qobasat Majalah Tarbawi Edisi 224 Th. 11

Rabu, 22 Juli 2015

KEGAGALAN


Jangan pernah menyangka bahwa seseorang pahlawan selalu meraih prestasi-prestasinya dengan mulus, atau bahkan tidak pernah mengenal kegagalan. Kesulitan-kesulitan adalah rintangan yang diciptakan oleh sejarah dalam perjalanan menuju kepahlawanan. Karena itu, peluang kegagalan sama besarnya dengan peluang keberhasilan. “Kalau bukan karena kesulitan, maka semua orang akan menjadi pahlawan,” kata seorang penyair Arab, Al-Mutanabbi.
Membebaskan konstantinopel bukanlah pekerjaan mudah bagi seorang pemuda berusia 23 tahun setangguh Muhammad Al-Fatih Murad. Pembebasan pusat kekuasaan Imperium Romawi itu, kata orientalis Hamilton gibb, adalah mimpi delapan abad dari kaum muslimin. Semua serangan gagal meruntuhkan perlawanan kota itu sepanjang abad-abad itu. Dan serangan-serangan awal Muhammad Al-Fatih Murad juga mengalami kegagalan. Kegagalan itu sama dengan kegagalannya sebagai pemimpin negara, ketika pada usia 16 tahun ayahnya menyerahkan kekuasaan kepadanya.
Akan tetapi, bila Muhammad Al-Fatih kemudian berhasil merebut kota itu, kita memang perlu mencatat pelajaran ini: “Bagaimana seorang pahlawan dapat melampaui kegagalan-kegagalannya dan merebut takdirnya sebagai pahlawan?”
Rahasia pertama adalah mimpi yang tidak selesai. Kegagalan adalah perkara teknis bagi sang pahlawan. Kegagalan tidak boleh menyentuh sedikit pun wilayah mimpinya. Mimpi tidak boleh selesai karena kegagalan. “Dan tekad seperti ini akan merubah rintangan dan kesulitan menjadi sarana mencapai tujuan,” kata Said bin Al-Musayyib.
Begitulah, tekad mereka melampaui kegagalan, sampai rintangan yang menghadang jalannya tak sanggup menatap tekadnya, maka ia tunduk, lalu memberinya jalan menuju penghentian terakhir dari mimpinya. “Kalau tekad seseorang benar adanya, maka jalan menuju tujuannya pastilah jelas,” kata pepatah Arab.
Rahasia kedua adalah semangat pembelajaran yang konstan. Seorang pahlawan tidak pernah memandang dirinya sebagai Superman atau Malaikat. Ia tetaplah manusia biasa. Dan kegagalan merupakan bagian dari tabiat kehidupan manusia, maka ia “memaafkan” dirinya untuk kegagalan itu. Namun, ia tidak berhenti sampai disitu. Kegagalan adalah objek pengalaman yang harus dipelajari, untuk kemudian dirubah menjadi pintu kemenangan. Demikianlah seharusnya kita mendefenisikan pengalaman: bahwa ia adalah investasi pembelajaran yang membantu proses penyempurnaan seluruh faktor keberhasilan dalam hidup.
Rahasia ketiga adalah kepercayaan pada waktu. Setiap peristiwa ada waktunya, maka setiap kemenangan ada jadwalnya. Ada banyak rahasia yang tersimpan dalam rahim sang waktu, dan biasanya tidak tercatat dalam kesadaran kita. Akan tetapi, para pahlawan biasanya mempunyai cara lain untuk mengenalinya, atau setidaknya meraba-rabanya, yaitu firasat. Mereka “memfirasati zaman” walaupun ia mungkin benar mungkin salah, tetapi ia berguna untuk membentuk kecendrungannya. Firasat bagi mereka adalah faktor rasional. Perhitungan-perhitungan rasional harus tetap ada, tetapi keputusan untuk melangkah pada akhirnya bersifat intuitif. Begitulah akhirnya takdir kepahlawanan terjembatani dengan firasat untuk sampai ke kenyataan.



 =====
Sumber: Facebook Anis Matta Quotes

Selasa, 21 Juli 2015

“Paman, Permen Itu Masih Terasa Manis di Mulutku”

Disabled Senior Man Sitting In Wheelchair With Carer Behind

SEORANG lelaki tua masuk rumah sakit disebabkan umurnya yang telah senja dan badannya melemah.
Setiap hari seorang pemuda datang mengunjunginya dan duduk setia di samping beliau. Dia membantu lelaki tua itu baik memberinya makan atau mencuci pakaiannya.
Dia juga menemani lelaki tua tersebut sambil berbincang ringan di taman rumah sakit lalu membantunya kembali ke ruangan tempat lelaki tua beristirahat. Dia pula membantu beliau berbaring.
Sang pemuda pun pergi setelah beliau tenang beristirahat.
Masuklah seorang perawat untuk memberikan obat kepada lelaki tua itu sambil berkata: “Masya Allah wahai paman, begitu mengagumkan apa yang dilakukan oleh anak anda kepada anda. Amat langka di zaman ini seorang anak berbakti kepada orang tuanya.”
Lelaki tua itu memandang perawat tersebut sambil berkata di dalam hatinya: “Dia mengira bahwa pemuda tadi adalah anakku.”
Beliau pun berkata kepada perawat tersebut: “Pemuda tadi bukanlah anakku seperti yang engkau duga. Dulu, dia seorang anak yatim di lingkungan tempat kami tinggal. Kala itu, aku melihatnya menangis di samping pintu masjid setelah ayahnya meninggal. Lalu aku membelikannya permen. Tangisannya pun terhenti sejak permen kuberikan.
“Kini dia telah dewasa. Semenjak dia mengetahui keadaanku dan istriku yang sudah menua, dia mengajak istriku tinggal di rumahnya lalu membawaku ke rumah sakit ini untuk berobat.
“Saat aku bertanya kepadanya:
‘Wahai ananda, kenapa engkau membantuku seperti ini?’
Dia pun menjawab dengan penuh senyuman: ‘Wahai paman, permen itu masih terasa di mulutku hingga detik ini’.”


 =====
Copas dari www.islampos.com

'Sepanjang Jalan Telah Kuberi Tanda Agar Kau Tak Tersesat'


Di Jepang dulu pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan.

Mereka yg dibuang ialah orang tua yg sudah tidak berdaya sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya.

PADA satu hari, ada seorang Pemuda yg berniat membuang ibu-
nya ke hutan, itu karena si ibu sudah lumpuh dan agak pikun.

Si Pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si Ibu yg kelihatan tak berdaya berusaha
menggapai setiap ranting pohon yg bisa diraihnya lalu mematah-
kannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yg mereka lalui.

Sesampai di dalam hutan yg sangat lebat, si anak menurunkan
ibu tsb dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha me-
nahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan
perbuatan ini terhadap ibunya.

Justru si Ibu yg tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata,
"Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kecil sampai dewasa,
Ibu selalu merawatmu dg segenap cintaku.
Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikit pun.
Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yg kita lalui dg ranting-
ranting kayu. Ibu takut kamu tersesat, ikutilah tanda itu agar kau
selamat sampai di rumah."

Setelah mendengar kata-kata tsb, si anak menangis dg sangat
keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggen-
dongnya u/ membawa si Ibu pulang ke rumah.

Pemuda tsb akhirnya merawat Ibu yg sangat mengasihinya sampai
ibunya meninggal.


 =====
Sumber: Facebook Lely Marda (21 juni 2015)

Paska Kasus Tolikara, Waspadai Operasi Senyap Burukkan Citra Islam

Gereja GIDI

Kasus Tolikara dianggap berdampak pada upaya-upaya pengrusakkan rumah ibadah umat Kristiani di beberapa tempat yang terjadi paska peristiwa tersebut.
Ada insiden pembakaran pintu menimpa Gereja Katolik Jawa (GKJ) di Desa Teplok, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Senin (20/7) dini hari. Di Solo, Laskar Umat Islam Surakarta berdeo dan menuntut penutupan Gereja Injil di Indonesia (GIDI, gereja yang sama dengan teroris di Papua) yang terletak di Joyontakan, Serengan, Solo, lantaran dianggap tidak berizin.
Sementara upaya percobaan pembakaran pos pengamanan gereja juga sempat terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (19/7). Serangkaian aksi ini dianggap sebagai upaya balas dendam atas insiden kerusuhan dan terbakarnya mushalla di Tolikara, Papua. Demi mengantisipasi gangguan keamanan tersebut, aparat keamanan melakukan sejumlah langkah. Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen TNI Wuryanto, begitu insiden kerusuhan di Tolikara terjadi, Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Mulyono, menginstruksikan setiap Panglima Kodam (Pangdam) dan jajarannya untuk bisa meningkatkan kewaspadaan.
”Peningkatan kewaspadaan ini terutama untuk menjaga dan mengamankan tempat-tempat ibadah yang rawan, seperti di gereja,” kata Wuryanto saat dihubungi ROL (20/7).
Wuryanto mengatakan peningkatan kewaspadaan itu berlaku di semua jajaran di tingkat teritorial, mulai dari tingkat Kodam, Korem, Kodim, hingga Koramil. Bahkan, aparat di tingkat Koramil sudah memiliki data-data gereja atau tempat ibadah yang ada di daerahnya masing-masing. ”Tinggal kewaspadaannya ditingkatkan dengan melakukan pengamanan,” kata dia menjelaskan.
Umat Islam juga harus waspada, jangan gegabah melakukan aksi balas dendam. Merusak gereja bukanlah perbuatan terpuji dan malah akan menjelekkan citra Islam itu sendiri. GIDI bukan berada di bawah PGI dan KWI, jadi janganlah gegabah. Gereja-gereja di bawah PGI dan KWI juga mengutuk ulah teroris GIDI.
Dalam menyikapi kasus Tolikara, umat Islam seharusnya membuat satu tim investigasi independen sendiri yang sungguh-sungguh profesional dan adil, dan disebarluaskan hasilnya nanti. Para advokat Islam bentuk tim hukum untuk menyeret pelaku aksi teror dari GIDI agar diberi hukuman yang setimpal. Aksi main hakim sendiri bukanlah aksi yang cerdas. Musuh-musuh Islam memang mengharapkan umat Islam untuk marah dan main hakim sendiri, nanti jika sudah demikian mereka akan memblow-up dan memberitakan besar-besaran aksi main hakim sendiri ini sehingga lagi-lagi umat Islam yang terpojok. Opini massa bisa dengan mudah mereka bangun dan rekayasa. Berhati-hatilah.



 =====
copas dari eramuslim