Ibu hendak pergi ke rumah nenek selama dua hari. Maka, ibu
menitipkan bunga mawarnya kepada Rumi, putrinya. Dengan bersemangat, Rumi
merawat bunga-bunga mawar milik sang bunda hingga ia tak menyadari bahwa vas
bunga itu tersenggol.
Semua bunga yang tersusun pada vas itu menjadi berantakan
dan bunganya menjadi rusak. Rumi sangat ketakutan, namun tak bisa melakukan
banyak hal selain menunggu ibunya pulang dan mengakui kesalahannya.
Ketika ibunya pulang, Rumi langsung mengatakan yang sejujurnya,
“Ibu, maafkan Rumi. Vas bunganya tersenggol dan bunga kesayangan ibu menjadi
rusak.”
Ibu tersenyum. Rumi terkejut, “Mengapa ibu tidak marah..?”
“Bunga-bunga itu memang kesayangan ibu. Bunga ibu tanam
untuk memberikan keindahan dan bukan untuk marah.”
Terkadang kita akan mengeluarkan emosi ketika kita dapati
hal terbaik dalam diri kita terusik. Kita menjadi marah dan melukai banyak
orang. Sadarkah kita bahwa kita dianugerahi anak-anak bukan untuk menjadi
sasaran kemarahan? Demikian juga suami, istri dan sahabat.
Mereka ada bagi kita untuk membuat hidup kita bahagia
sehingga tak layak bagi kita untuk menjadikannya pelampiasan emosi. Sayangi
mereka sama seperti Sang Maha Kuasa menyayangi kita. Mereka adalah keindahan
yang diberikanNYA.
=====
Copas
https://iphincow.com/2015/08/03/bunga-kesayangan-ibu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar